HIDUP ADALAH PERJUANGAN

KELAS x 

 
 
 
 
 
SEJARAH INDONESIA KELAS X. SEMESTER 2
 
RANGKUMAN MATERI
 
BAB 5 PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA
 
    Hubungan dagang antara Indonesia dan India merupakan suatu faktor dalam proses masuknya pengaruh budaya India. Hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses tersebut. Akan tetapi, proses hinduisasi sendiri adalah sesuatu yang terpisah dari proses perdagangan. Akibat proses ini terjadi perubahan dalam birokrasi pemerintahan. Perubahan ini memang dapat berakibat pada jalannya perdagangan, tetapi inti perubahan yang terjadi sebagian besar terletak pada bidang keagamaan. Hal ini bukan hanya berlaku untuk bidang-bidang yang jelas bercorak agama seperti sastra, seni rupa, dan seni bangunan suci, tetapi juga berpengaruh pada tata upacara di kraton, organisasi ketatanegaraan, dan kelembagaan masyarakat.
    Penyuburan budaya Hindu-Buddha di Indonesia yang terjadi melalui kontak dengan golongan agama dari India sebagian besar langsung berpengaruh pada golongan elit zaman kuno di Indonesia. Bertolak dari kedudukan golongan ini, maka dengan sendirinya akan tersebar pengaruh di kalangan yang lebih luas. Para ahli yang telah meniliti masyarakat Indonesia kuno sebagian besar berpendapat bahwa unsur budaya Indonesia kuno masih nampak dominan dalam seluruh lapisan masyarakat. Salah satu hal yang mencolok dalam suatu masyarakat Hindu adalah adanya kasta. Keterangan-keterangan dari sumber-sumber epigrafi dan sastra kuno, atau pun pengamatan terhadap keadaan di Bali sekarang, tidak menggambarkan kondisi seperti di India.
    Kasta memang ada. Suatu indikasi bahwa masalah tersebut dipahami. Akan tetapi ciri-ciri kasta di Bali berbeda dengan sistem kasta di India. Bosch menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia melaksanakan teori tentang kasta, tetapi tidak memindahkan wujudnya yang telah tercipta dalam perkembangan di India. Demikan pula dalam seni, hingga sekarang para ahli belum berhasil untuk menghubungkan dengan pasti gaya seni banggunan candi dengan salah satu daerah di India.
AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU – BUDDHA
DI INDONESIA
    Bangunan candi tidak dapat dipungkiri adalah sebuah bangunan yang mengandung unsur-unsur budaya India. Akan tetapi dalam pelaksanaannnya para seniman Indonesia hanya menggunakan dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam Silpasastra sebagai dasar untuk konsep pembangunannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bangsa Indonesia hanya mengambil unsur budaya India sebagai dasar pembuatannya, sementara hasilnya adalah sesuatu yang bercorak Indonesia 
    Penelitian bahan epigrafi dan sastra kuno serta eskavasi arkeologi masih dapat mengungkapkan keterangan lebih banyak lagi mengenai corak budaya Indonesia kuno yang mendapat pengaruh budaya India. Tetapi inti masuknya pengaruh budaya India telah terlihat jelas. Proses tersebut telah dimungkinkan karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Selanjutnya muncul proses penyuburan yang terjadi karena inisiatif dari bangsa Indonesia sendiri. Dalam proses ini bangsa Indonesia telah bertindak selektif. Unsur-unsur budaya India diambil intinya dalam proses penyuburan budaya Indonesia. Dengan demikian unsur-unsur budaya India tidak pernah menjadi unsur yang dominan dalam kerangka budaya Indonesia sebagai keseluruhan.
 
PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA
    Wujud akulturasi dalam bidang bahasa dapat di lihat dari adanya penggunaan bahasa sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang dalam bahasa Indonesia. Sebagaimana diuraikan di atas dengan adanya penemuan prasasti (batu tulis) peninggalan kerajaan Hindu pada abad ke 5-7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai, Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara. Pada perkembangan selanjutnya, bahasa Sansekerta digantikan oleh Bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7-13 M. Adapun untuk aksara, dapat dibuktikan dengan digunakannya huruf Pallawa, yang selanjutnya berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis sebagaimana dibuktikan dalam Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.
    Selanjutnya wujud Akulturasi dalam sistem Religi/kepercayaan dimana Agama Hindu yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Dengan kata lain, Sinkritisme merupakan bagian dari proses akulturasi yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu yang berkembang di Indonesia berbeda dengan yang dianut oleh masyarakat India, sebagai bukti Upacara Nyepi yang dilaksanakan Umat Hindu Bali tidak dilaksanakan oleh Umat Hindu di India. Berikutnya Akultusari dalam bidang Organisasi Sosial Kemasyarakatan dapat dilihat dari sejarah panjang sistem pemerintahan dan Organisasi politik yang ada dalam sejarah Indonesia dengan silih bergantinya berdiri kerajaan yang diperintah oleh raja secara turun menurun.
    Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan seperti yang dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul). Gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah /cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu. Di dalam candi-candi Hindu, relief yang mengambil kisah yang terdapat dalam Kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana, yang digambarkan melalui relief candi Prambanan ataupun candi Panataran. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesi juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.
 
BAB 6 PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PEMERINTAHAN DAN BUDAYA PADA MASA KERAJAAN KERAJAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA
 
  1. Masuknya budaya dari India baik yang bercorak Hindu maupun Budha tidak terlepas dari terjadi perubahan jalur lalu lintas pelayaran dagang antara India dengan Cina pada abad 1 yang semula pedagang pedagang baik dari India ke Cina maupun sebaliknya menggunakan jalan darat atau yang dikenal dengan jalan sutera (The Silk Road), beralih menggunakan jalur darat.
  2. Proses interaksi antara pedagang pedagang India dengan masyarakat di nusantara bersifat akulturasi yaitu bertemunya dua unsur kebudayaan yang dapat hidup saling berdampingan serta saling mengisi tanpa menghilangkan unsur unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Namun dalam hal sistem huruf tidak terjadi proses interaksi yang bersifat akulturasi melainkan bersifat adopsi dikarenakan sebelum masuknya budaya dari India bangsa Indonesia belum mengenal tulisan, sehingga dikatakan masih berada pada masa praaksara.
  3. Terjadinya akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan India adalah karena kebudayaan Hindu–Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja oleh bangsa Indonesia disebabkan sebelum masuknya budaya dari India, bangsa Indonesia sudah memiliki kepandaian local (local genius). 
  4. Akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli Indonesia terjadi diberbagai bidang diantaranya: seni bangun, seni rupa, seni pertunjukan, sistem kepercayaan, sistem pemerintahan.
  5. Tidak terjadi proses akulturasi dalam hal perkembangan sistem huruf di Indonesia, melainkan yang terjadi adalah proses adopsi, karena sebelum masuknya budaya dari India, masyarakat Indonesia belum memiliki kepandaian menulis. Sehingga masuknya budaya menulis dari India ini membawa bangsa Indonesia masuk kedalam Jaman Sejarah
                KERAJAAN KERAJAAN HINDU BUDHA TERTUA DI INDONESIA
 
  1. Berdasarkan Prasasti Kutai yang berangka tahun 475 M, dapat dikatakan Kerajaan Kutai adalah kerajaan Tertua di Indonesia yang dipimpin oleh Kudungga, berdasarkan namanya saat itu belum menganut budaya India dan masih beragama nenek moyang Indonesia. Untuk menganut agama Hindu dan mendapat pengakuan Kasta maka Kudungga dan keturunanya mengadakan upacara pensucian diri yang disebut Vratyastoma.
  2. Sistem kepercayaan yang berkembang pada masyarakat Kutai adalah Hindu . Tetapi di luar golongan brahmana dan ksatria, sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, masih terdapat kebebasan bagi masyarakatnya untuk menjalankan kepercayaan aslinya.
  3. Raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara turun temurun.
  4. Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi penerusnya. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai seperti yang banyak disebutkan dalam Prasasti Kutai 
  5. Letak Kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat di tepi Sungai Cisadane, yang saat ini merupakan wilayah Banten. Kerajaan Tarumanegara berpusat di Sundapura, yang saat ini dikenal sebagai Bekasi. Wilayah kekuasan Kerajaan Tarumanegara hampir meliputi seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten. Bahkan, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki pengaruh besar pada kerajaan yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
  6. Terdapat dua golongan dalam masyarakat. Pertama, golongan masyarakat yang berbudaya Hindu, kelompok ini terbatas pada lingkungan keraton saja. Kedua, golongan masyarakat yang berbudaya asli yang meliputi bagian terbesar penduduk Tarumanegara, meskipun demikian, mereka tetap rukun . Berdasarkan berita dari Fa-hsien, bahwa pada awal abad 5 M, di Tarumanegara terdapat tiga agama, yaitu agama Buddha, Hindu dan agama yang kotor. Dari ketiga agama tersebut, agama Hindu merupakan agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat, hal itu diperkuat dengan adanya bukti-bukti prasasti dan arca.
  7. Kerajaan Tarumanegara berakhir abad ke-7 M. Karena sejak abad tersebut tidak ada lagi berita-berita yang dapat dihubungkan dengan nama rajanya. Menurut Ir. J.L. Moens dari Prasasti Kota Kapur ± 686 M di Pulau Bangka tentang perjalanan Dapuntahyang ke Bhumi Jawa dengan membawa 20.000 tentara dengan maksud untuk menghukum negeri tersebut yang tidak mau tunduk pada Sriwiaya runtuhnya Kerajaan Tarumanegara pada akhir abad tersebut disebabkan oleh penyerangan Sriwijaya.
  8. Banyak pendapat yang mengaemukakan tentang letak Kerajaan Sriwijaya ada yang mengatakan di jambi, ada yang mengatakan di Palembang , hal ini disebabkan Kerajaan sriwijaya bercorak maritim sehingga memiliki kebiasaan untuk berpindah-pindah pusat kekuasaan.
  9. Kerajaan Sriwijaya terletak di wilayah yang strategis sehingga mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa.
  10. Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke 13M. Kemunduran ini terjadi karena adanya beberapa faktor, di antaranya adalah faktor alam, ekonomi, politik, dan militer.
  11. Sejak semula tampak bahwa letak geografis nusantara memainkan peranan penting sejak jaman Praaksara. Peran itu ditunjukan pada jaman Hindu Budha, ketika jalur utama dalam pelayaran samudera semakin pesat dan mengitegrasikan daerah antarpulau. Kondisi ini pada akhirnya telah menumbuhkan kekuatan ekonomi dan politik yang besar di nusantara terutama era kerajaan Sriwijaya, Singhasari, Majapahit.
  12. Tumbuhnya negara negara tradisional (kerajaan) yang bercorak Hindu Budha tidak hanya mewariskan peninggalan peninggalan sejarah dengan peradaban yang lebih tinggi dari masa nenek moyang sebelumnya, tetapi juga dihasilkan karya monumental. Selain itu juga kekayaan pemikiran mengenal konsep kekuasaan, Bahasa, dan sastra semuanya terbentuk dalam kehidupan sehari hari dan sebagian besar masih hidup dalam masyarakat sampai sekarang.
  13. Secara umum negara negara kerajaan tradisional di nusantara mengalami kesamaan faktor-faktor yang mendorong kemajuan dan kemunduran kerajaan kerajaan tradisional.
BAB 7 TEORI TENTANG PROSES MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM KE INDONESIA
  1. Proses islamisasi tidak mempunyai awal yang pasti, juga tidak berakhir. Islamisasi lebih merupakan proses berkesinambungan yang selain mempengaruhi masa kini, juga masa yang akan datang.Islam telah dipengaruhi oleh lingkungannya, tempat Islam ber-pijak dan berkembang. Di samping itu, Islam juga menjadi tradisi tersendiri yang tertanam dalam konteks.
  2. Agama Islam juga membawa perubahan sosial dan budaya, yakni memperhalus dan memperkembangkan budaya Indonesia. Penyesuaian antara adat dan syariah di berbagai daerah di Indonesia selalu terjadi, meskipun kadang-kadang dalam taraf permulaan mengalami proses pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses islamisasi di berbagai tempat di Indonesia dilakukan dengan cara yang dapat diterima oleh rakyat setempat, sehingga kehidupan keagamaan masyarakat pada umumnya menunjukkan unsur campuran antara Islam dengan kepercayaan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan oleh penyebar Islam karena di Indonesia telah sejak lama terdapat agama (Hindu-Budha) dan kepercayaan animisme.
  3. Pada umumnya kedatangan Islam dan cara menyebarkannya kepada golongan bangsawan maupun rakyat umum dilakukan dengan cara damai, melalui perdagangan sebagai sarana dakwah oleh para mubalig atau orang-orang alim. Kadang-kadang pula golongan bangsawan menjadikan Islam sebagai alat politik untuk mempertahankan atau mencapai kedudukannya, terutama dalam mewujudkan suatu kerajaan Islam. 
 
BAB 8  PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA KERAJAAN ISLAM
 
PERKEMBANGAN MASYARAKAT, PEMERINTAHAN DAN BUDAYA PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
 
  1. Islam sangat berpengaruh di kehidupan masyarakat Indonesia, kebudayaan islam terus berkembang sampai saat ini.
  2. Pengaruh kebudayaan islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat kita lihat dalam keseharian masyarakat Indonesia banyak adat dan tradisi masih kita peringati seperti 1 muharram, perayaan 10 Muharram, dll
  3. Masuknya Islam ke nusantara, membuat lahirnya kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia, antara lain, Kerajaan Samudera Pasai, Aceh, Malaka, Demak, Mataram Islam, Banten, Gowa-Tallo, serta Ternate dan Tidore.
  4. Kehidupan masyarakat pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia banyak meninggalkan berbagai bukti peninggalan, antara lain Masjid, Keraton, Makam, berbagai karya seni rupa dan seni sastra, serta upacara dan tradisi
  5. Salah satu bukti peninggalan berbentuk seni rupa pada masa Kerajaan Islam adalah Kaligrafi, yaitu seni menulis indah dengan merangkaikan huruf-huruf Arab, baik berupa ayat-ayat suci Al-Quran ataupun kata-kata Mutiara
  6. Bukti peninggalan berupa seni sastra antara lain berbentuk Hikayat, Babad, Suluk, Syair, dan berbagai seni pertunjukan.
 
 
GUNAKAN LINK BERIKUT UNTUK BERDISKUSI KELAS MAYA
 
 
 
 
 
 

Contact

ADE NURMAN

adn....@gmail.com


0852......80

Search site

Event registration

Please fill in the information below:



@adnorproduction © 2012.

Make a free websiteWebnode